BAB
I
Apakah
Psikologi Komunikasi Itu
Komunikasi
sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya komunikasi
akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi amat erat kaitannya dengan
perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
Dalam
sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti
psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana
psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan
subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam
disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi.
Ruang
Lingkup Psikologi Komunikasi
Hovland,
Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually
verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance
mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha
“menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.”
Kamus
psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
1.
Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam
sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2.
Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
3.
Pesan yang disampaikan
4.
(Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui
pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5.
(K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada
wilayah lain.
6.
Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Psikologi
mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi.
Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan
serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya
: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang
lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak?
Psikologi
juga tertarik pada komunikasi diantara individu : bagaimana pesan dari seorang
individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya.
Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau
memengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.
Ciri
Pendekatan Psikologi Komunikasi
Komunikasi
begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang belajar
tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari
berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik,
psikologi, politik, matematik, enginereering, neurofisiologi, filsafat, dan
sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam kontesks interkasi sosial,
dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan
komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu
dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan
untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.”
Psikologi
uga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi tertama mengarahkan
perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran
yang menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat
komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan
realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan.
Fisher
menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi : Penerimaan stimuli
secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli
dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon (prediction of
response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi
komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat
meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang.
George
A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the
science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral
event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral
dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”,
sebagai akibat berlangsungya komunikasi.
Komunikasi
adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi
dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada
psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi
komunikasi.
Penggunaan
Psikologi Komunikasi
Tanda-tanda
komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1.
Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan
oleh komunikator
2.
Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan
kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan
menyenangkan.
3.
Mempengaruhi sikap : Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang
faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada
komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat,
sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut
bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4.
Hubungan sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan
hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham
Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William
Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal : kebutuhan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi
dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta
rasa kasih sayang (affection).
5.
Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki.
Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting.
Karena untuk menimbulkan tidakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan
pengertian, membentuk dan menguhan sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.
Faktor
Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Psikologi
Komunikasi
FAKTOR-FAKTOR
PERSONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Ada
dua macam psikologi sosial.
Psikologi
sosial dengan huruf P besar
psikologi
sosial dengan huruf S besar
Kedua
pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor sosial.
Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam individu (faktor
personal),dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar individu (faktor
environmental).
McDougall
menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam
membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang
menentukan perilaku manusia.
Menurut
Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif
yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona
mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif,
kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis
besar terdapat dua faktor.
Faktor
Biologis
Faktor
biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan
faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh
aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia
seperti tampak dalam dua hal berikut.
Telah
diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia,
dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
diakui
pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim
disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis adalah
kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya.
Faktor
Sosiopsikologis
Kita
dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
Komponen
Afektif
merupakan
aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya
dengan pembicaraan sebelumnya.
Komponen
Kognitif
Aspek
intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen
Konatif
Aspek
volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
PERTANYAAN!!
Jelaskan
tentang Perspektif yang berpusat pada situasi!
MOTIF
SOSIOGENESIS
Motif
sosiogenesis disebut juga dengan motif sekunder sebagai lawan motif primer
(motif biologis). Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis :
W.I
Thomas dan Florian Znanieckci :
1.
Keinginan memperoleh pengalaman baru
2.
Keinginan untuk mendapatkan respons
3.
Keinginan akan pengakuan
4.
Keinginan akan rasa aman
David
McClelland :
Kebutuhann
berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan
akan kasih sayang (need for affiliation)
Kebutuhan
berkuasa (neef for power)
Abraham
Maslow :
Kebutuhan
akan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan
akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs)
Kebutuhan
akan penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan
untuk pemenuhan diri (self-actualization)
Melvin
H.Marx :
Kebuthan
organismis :
Motif
ingin tahu (curiosity)
Motif
kompetensi (competence)
Motif
prestasi (achievement)
Motif-motif
sosial :
Motif
kasih sayang (affiliation)
Motif
kekuasaan (power)
Motif
kebebasan (independence)
Motif
sosiogenesis dapat dijelaskan dibawah ini :
1.
Motif ingin tahu : mengerti menata dan menduga. Setiap orang berusaha memahami
dan memperoleh arti dari dunianya.
2.
Motif kompetensi : setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi
persoalan kehidupan apapun
3.
Motif cinta : sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi
pertumbuhan kepribadian.
4.
Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas : erat kaitannya dengan
kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah
kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia ini.
5.
kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna hidup : Dalam menghadapi gejolak
kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil
keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.
6.
Kebutuhan akan pemenuhan diri : Kita bukan saja ingin mempertahankan hidup,
kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan diri kita; ingin memenuhi
peotensi-potensi kita.
PERTANYAAN!!
Jika
motif sosiogenesis mempunyai peranan yang penting dalam membentuk perilaku sosial,
mengapa disebut motif sekunder?
KONSEPSI
MANUSIA DALAM PSIKOANALISIS
Sigmund
Freud, pendiri psikoanaliss adalah orang yang pertama berusaha merumuskan
psiologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian
manusia.
Menurut
Freud perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsitem dalam
kepribadian manusia :
Id
Id
bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin memenuhi
kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan
kenyataan. Id adalah tabiat manusia hewani.
Ego
Ego
berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego adalah
mediator anatara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik.
Ego dapat menundukan manusia terhadap hasrat hewaninya.
Superego
Superego
adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani
(conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural
masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke
alam bawah sadar.
Dalam
psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis
(Id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego).
PERTANYAAN!!
Sebutkan
contoh perilaku orang yang mencerminkan Id, Ego, dan Superego!
TEORI
BEHAVIORISME
Teori
Behaviorisme Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap
lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dalam
teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang
dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo
Mechanicus).
Ciri
dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau
respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil
belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan.
Edward
Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))
Menurut
Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori Trial dan Error. Ciri-ciri
belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon
terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon yang salah,
ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Ivan
Petrovich Pavlo (1849-1936)
Teori
pelaziman klasik
Adalah
memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli
tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah
pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons
terkondisikan.
Skinner
(1904-1990)
Skinner
menganggap reward(penghargaan) dan rierforcement(peneguhan) merupakan factor
penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah
meramal mengontrol tingkah laku. Teori ini juga disebut dengan operant
conditioning. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku
operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
menghilang sesuai keinginan.
Albert
Bandura (1925-sekarang)
Ternyata
tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan
konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran
dan hukuman dalam proses belajar.
Behaviorsime
memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu,
sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal.
Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai
reaksi pada psikologi ”mentalistik”.
(Tidak
ada pertanyaan karena kelompok sendiri)
Format
Diskusi
Psikologi
Komunikasi
Diskusi
Meja Bundar :
Kelebihan
:
-
menyebabkan arus komunikasi yang bebeas di antara anggota-anggota kelompok
-
terjadi jaringan komunikasi semua saluran
-
memudahkan partisipasi spontan yang lebih demokratis daripada susunan meja segi
empat yang lebih otokratis dan kaku
-
memungkinkan individu berbicara kapan saja tanpa ada agenda yang tetap.
-
Mengisyaratkan waktu yang tidak terbatas dan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi.
-
Lebih informal
Kekurangan:
-
Sifatnya terbatas
-
Tidak dapat digunakan dalam diskusi yang bersifat formal.
Contoh
: Diskusi dalam belajar kelompok
Simposium
:
Kelebihan
:
-
Simposium menyajikan informasi untuk dijadikan suber rujukan khalayak dalam
mengambil keputusan pada waktu yang akan datang
-
Informasi diklasifikasikan berdasarkan urutan logis, perbedaan titik padang,
atau pemecahan alternatif
-
Setiap bagian dari pokok bahasan diulas oleh seorang pembicara pada waktu yang
sudah ditentukan
-
Hadirin dapat mendiskusikannya dalam forum yang diatur oleh moderator, sehingga
proses diskusinya pun menjadi sangat teratur dan rapi.
-
Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
-
Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
-
Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan
menjadi sidang lebih menarik.
-
Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kekurangan
:
-
Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah
ditentukan.
-
Kurang interaksi kelompok.
-
Menekankan pokok pembicaraan.
-
Agak terasa formal.
-
Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
-
Sulit mengadakan kontrol waktu.
-
Secara umum membatasi pendapat pembicara.
-
Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan
yang tepat.
-
Cenderung dipakai secara berlebihan.
Contoh
: Konfrensi Pers
Diskusi
Panel :
Kelebihan
:
-
Membangkitkan pikiran.
-
Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
-
Mendorong ke analisis lebih lanjut.
-
Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat
membelajarkan orang lain.
Kelemahan
:
-
Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
-
Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
-
Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
-
Cenderung menjadi serial pidato pendek.
-
Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
Contoh
: Diskusi panel, biasanya untuk membahas suatu hal yang membutuhkan banyak
pembicara (panelis I, Panelis II, Panelis III). Misalnya ketika terdapat
diskusi tentang “pengelolaan sampah di bandung”, maka panelis2nya adalah
orang-orang yang berhubungan dengan masalah tersebut dengan jabatan yang
berbeda.
Kolokium
:
Kelebihan
:
-
Memberian kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan
yang sudah dipersiapkan kepada seorang atau beberapa orang ahli
-
Bersifat teratur dan formal
Kekurangan
:
-
Diskusi diatur secara ketat oleh moderator sehingga penanya tidak dapat
bertanya dengan leluasa
-
Ahli biasanya hanya diizinkan menjawab pertanyaan, tidak boleh bertanya.
Contoh
: di amerika biasanya terdapat perdebatan terbuka antar calon presiden ”public
debate”
Forum
(ceramah)
Kelebihan
:
-
Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.
-
Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.
-
Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.
-
Pergantian pembicara menambah vaniasi.
-
Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak
perhatian.
Kelemahan
:
-
Membutuhkan banyak waktu.
-
Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada materi yang kurang tepat.
-
Tanggapan dari kelompok tertunda.
-
Sulit mengendalikan waktu.
-
Periode forum mudah terulur.
Contoh
: Komunikator menggabungkan pertanyaannya sendiri, pertanyaan dari khalayak dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya yang digabungkan untuk menghasilkan suatu diskusi
terbuka yang informatif dan menghibur.
Prosedur
Parlementer
Kelebihan
:
-
diskusi akan berjalan sangat teratur karena terdapat peraturan tata tertib
selama mengadakan diskusinya.
-
secara ketat memaksa kelompok mendiskusikan hanya satu persoalan pada satu saat
Kekurangan
:
-
hanya dengan suara dua pertiga diskusi dapat dihentikan
-
yang boleh bicara diatur oleh ketua. Sehingga orang lain yang mempunyai ide-ide
kreatif akan tersendat bila tidak ditunjuk oleh ketuanya.
-
Segala hal ditentukan dalam sidang sehingga, sudah dapat diramalkan waktu
bicara seseorang.
Contoh
: Sidang di Parlemen
Sensasi,
Persepsi, Memori
Psikologi
Komunikasi
1.1
Sensasi
Sensasi
berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi
sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya
pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber
informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri
(internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga
atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system
peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor
(misalnya, organ vestibular).
1.2
Persepsi
Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari
persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan
faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Perhatian
(Attention)
Perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
Faktor
Eksternal Penarik Perhatian
Hal
ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional
terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau
penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
Gerakan
secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
Intensitas
Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
Kebauran
(Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
Perulangan,
hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik
perhatian.
Faktor
Internal Penaruh Perhatian
Apa
yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya.
Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa
yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam
diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
Faktor-faktor
Biologis
Faktor-faktor
Sosiopsikologis.
Motif
Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita
perhatikan.
Kenneth
E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus
diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
Perhatian
itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
Kita
cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan
kita.
Kita
menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat,
nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
Kebiasaan
sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa
yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
Dalam
situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk
menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
Walaupun
perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup
dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul
cermat.
Perhatian
tergantung kepada kesiapan mental kita,
Tenaga-tenaga
motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
Intesitas
perhartian tidak konstan
Dalam
hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
Usaha
untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering
menuntut perhatian
Kita
mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
Perubahan
atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian
Faktor-faktor
Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor
fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang
termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memeberikan respons pada stimuli itu.
Kerangka
Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai
kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang
berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener
menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada
rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan
memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.
Faktor-faktor
Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor
structural berasal semata-mara dari sifar stimuli fisik dan ekfek-efek saraf
yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalat, seperti
Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang
bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori
Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya
sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat
bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat
meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan
keseluruhan
***
Krech
dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
Dalil
persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti
objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek
yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
Dalil
persepsi yang kedua : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan
diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun
stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan
interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
Dalil
persepsi yang ketiga : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur
ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika
individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan
dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan
efek berupa asimilasi atau kontras.
Dalil
persepsi yang keempat : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan
waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari
struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam
mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Pada
persepsi sosial, pengelompokan tidak murni structural; sebab apa yang dianggap
sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau
berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan
kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan
kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise
tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi
sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan
stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.
1.3
Memori
Dalam
komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi
baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur,
yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori
meleawai tiga proses:
Perekaman
(encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf
internal.
Penyimpanan
(strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita,
dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
Pemanggilan
(retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan
informasi yang disimpan
Jenis-jenis
Memori
Pemanggilan
diketahui dengan empat cara :
Pengingatan
(Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara
verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
Pengenalan
(Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah
mengenalnya.
Belajar
lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk
pekerjaan memori.
Redintergrasi
(Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori
kecil.
Mekanisme
Memori
Ada
tiga teori yang menjelaskan memori :
Teori
Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J.
Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does,
the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek
kemampuan mengingat.
Teori
Interferensi (Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas.
Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang
menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif
(hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan
motivasional, dan amnesia.
Teori
Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa
informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian
masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau
dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka panjang)
Konsep
Manusia Kognitif, dan Humanistik
Psikologi
Komunikasi
Konsep
Manusia Dalam Psikologi Kognitif
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya: manusia:
makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens). Decrates, juga Kant, menyimpulkan
bahwa jiwalah yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa
menafsitkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan,
menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Tidak semua stimuli kita terima.
Para
psikologi Gestalt menyatakan bahwa manusia tidak memberikan respons kepada
stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan
bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap
dulu ”pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna.
Menurut
Lewin, perilaku mansia harus dilihat dari konteksnya. Dari fisika, Lewin
meminjam konsep medan (field) untuk menunjukan totalitas gaya yang mempengaruhi
seseorang pada saat tertentu. Perilaku manusia bukan sekedar respons pada
stimuli, tetapi produk berbagai gaya yang mempengaruhi manusia sebagai ruang
hayat (life space). Ryang hayat terdiri dari tujuan kebutuhan individu, semua
faktor yang disadarinya, dan kesadaran diri.
Dari
Lewin juga lahir konsep dinamika kelompok. Dalam kelompok, individu menjadi
bagian yang saling berkaitan dengan anggota kelompok yang lain. Kelompok
memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki individu. Lewin juga berbicara tentang
tension (tegangan) yang menunjukan suasana kejiawaan yang terjadi ketika
kebutuhan psikologis belum terpenuhi.
Sejak
pertengahan tahun 1950-an berkembang penelitian mengenai perubahan sikap dengan
kerangka teoritis manusia sebagai pencari konsistensi kognitif (The Person as
Consistency Seeker). Di sini, manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu
berusaha menjaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dengan perilaku.
Awal
tahun 1970-an, teori disonansi dikritik, dan muncul konsepsi manusia sebagai
pengolah informasi (The Person as Information Processor). Dalam konsepsi ini,
manusia bergeser dari orang yang suka mencari justifikasi atau membela diri
menajadi orang yang secara sadar memecahkan persoalan. Perilaku manusia
dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang rasional, yang
mengarahkan penyandian, penyimpanan, dan pemanggilan informasi.
Manusia
dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
Pada
psikologi Humanistik, manusia menentukan cinta, kreativitas, dan pertumbuhan
pribadi yang ada dalam dirinya. Psikologi Humanistik mengambil banyak dari
psikoanalisis Neo-Freudian, tetapi lebih banyak mengambil dari fenomologi dan
eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam ”dunia kehidupan”
yang dipresepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami
dunia dengan caranya sendiri.
Menusut
Alferd Schutz, pengalaman subjektif ini dikomunikasikan oleh faktor sosial
dalam proses intersubjektivitas. Intersubjektivitas diungkapkan pada
eksistensialisme dalam tema dialog, pertemuan, hubungan diri-dengan-orang lain,
atau apa yang disebut Martin Buber ”I-thou Relationship”. Istilah ini
menunjukan hubungan pribadi dengan pribadi, bukan pribadi dengan benda; subjek
dengan subjek, bukan subjek dengan objek.
Perhatian
pada makna kehidupan adalah juga hal yang membedakan psikologi humanistik dari
mazhab yang lain. Manusia bukan saja pelakon dalam panggung masyarakat, bukan
saja pencari identitas, tetapi juga pencari makna.
Fran
menyimpulkan asumsi-asumsi Psikologi Humanistik: keunikan manusia, pentingnya
nilai dan makna, serta kemampuan manusia uuntuk mengembangkan dirinya.
Carl
Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut:
Setiap
manusia hidup dalam dua pengalaman yang bersifat pribad dimana dia – sang Aku,
Ku, atau diriku (the I, me, or myself) – menjadi pusat.
Manusia
berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
Individu
bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya.
Adnggapan
adanya ancapan terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri.
Kecenderngan
batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar